Jakarta (ANTARA News) - Kalau disebutkan nama KH Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin, boleh jadi sedikit saja orang yang tahu siapa tokoh ini. Tapi kalau disebut nama Abah Anom, asosiasi pikiran langsung menuju Pondok Pesantren Inabah Suryalaya di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Ini bukan pondok pesantren biasa, karena bisa dikatakan menjadi pondok pesantren perintis untuk menanggulangi ketergantungan obat menyandarkan diri pada nilai-nilai hakiki agama Islam.
Dia adalah Abah Anom, pendiri pondok pesantren itu, yang kini telah berpulang memenuhi panggilan Sang Khalik, di Tasikmalaya, pada pukul 11.55 WIB, Senin. Usianya saat meninggalkan pondok pesantren kesayangannya itu 96 tahun, usia sangat sepuh untuk ukuran masa kini.
Ribuan santri dan masyarakat di Tasikmalaya dan sekitarnya menunggui rumah sakit Tasikmalaya Medical Centre, tempat Abah Anom dirawat hingga saat terakhir dia. Abah memang sangat mengakar di sana; juga sangat disayangi karena dia sudah menjadi "abah" (bapak dalam bahasa Sunda) bagi siapa saja di sana.
Menurut informasi, Abah Anom akan dimakamkan di Tanjungkerta, Tasikmalaya, pada Selasa besok (6/9). Banyak sekali yang berduka dan terkesiap dengan kabar kehilangan ini. Wakil Presiden Boediono pun --jika tidak ada aral melintang-- akan hadir pada pemakaman itu.
Tasawuf dan Pesantren Inabah Suryalaya
Abah Anom terlahir pada 1 Januari 1915 di Suryalaya, Tasikmalaya. Ia anak kelima dari Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad, atau Abah Sepuh, pendiri Pesantren Suryalaya. Sebuah pesantren tasawuf yang khusus mengajarkan Thariqat Qadiriyyah Naqsabandiyah (TQN).
Ia memasuki bangku sekolah dasar (Vervooleg school) di Ciamis, pada usia 8 tahun. Lima tahun kemudian melanjutkan ke madrasah tsanawiyah di kota yang sama. Usai tsanawiyah, barulah ia belajar ilmu agama Islam, secara lebih khusus di berbagai pesantren.
Kegemarannya menuntut ilmu, menyebabkan Abah Anom menguasai berbagai macam ilmu keislaman pada usia relatif muda (18 tahun). Didukung ketertarikannya pada dunia pesantren, telah mendorong ayahnya yang tokoh Thoriqot Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) untuk mengajarinya dzikir TQN. Sehingga ia menjadi wakil talqin ayahnya pada usia relatif muda.
Mungkin sejak itulah, ia lebih di kenal dengan sebutan Abah Anom. Ia resmi menjadi mursyid (pembimbing) TQN di Pesantren tasawuf itu sejak tahun 1950. Sebuah masa yang rawan dengan berbagai kekerasan bersenjata antar berbagai kelompok yang ada di masyarakat, terutama antara DI/TII melawan TNI.
"Tasawuf tidak hanya produk asli Islam, tapi ia telah berhasil mengembalikan umat Islam kepada keaslian agamanya pada kurun-kurun tertentu," katanya, tentang eksistensi tasawuf dalam ajaran Islam.
Tasawuf yang dipahami Abah Anom, bukanlah kebanyakan tasawuf yang cenderung mengabaikan syari’ah karena mengutamakan dhauq (rasa). Menurutnya, sufi dan pengamal tarekat tidak boleh meninggalkan ilmu syari’ah atau ilmu fiqih. Bahkan, menurutnya lagi, ilmu syari’ah adalah jalan menuju ma’rifat.
Pada tahun 50-60-an kondisi perekonomian rakyat amat mengkhawatirkan. Abah Anom turun sebagai pelopor pemberdayaan ekonomi umat. Ia aktif membangun irigasi untuk mengatur pertanian, juga pembangunan kincir angin untuk pembangkit tenaga listrik.
Medan pertempuran bukanlah wilayah asing bagi Abah Anom. Pada masa-masa perang kemerdekaan, bersama Brigadir Jenderal Akil bahu-membahu memulihkan keamanan dan ketertiban di wilayahnya. Ketika pemberontakan PKI meletus (1965), ia bersama para santrinya melakukan perlawanan bersenjata.
Bahkan tidak hanya sampai di situ, Abah Anom membuat program “rehabilitasi rohani” bagi para mantan PKI. Tak heran, jika Abah mendapat berbagai penghargaan dari Jawatan Rohani Islam Kodam VI Siliwangi, Gubernur Jawa Barat dan instansi lainnya.
Medan pendidikan juga tak luput dari ruang aktivitasnya. Mulai dari pendirian Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah ‘Aliyah pada tahun 1977, sampai pendirian Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah pada tahun 1986.
Inabah
Mengentaskan manusia dari limbah kenistaan bukanlah perkara mudah. Abah Anom memiliki landasan teoritis yang kuat untuk merumuskan metode penyembuhan ruhani, semuanya ada dalam nama pesantren itu sendiri yaitu, Inabah.
Abah Anom menjadikan Inabah tidak hanya sekedar nama bagi pesantrennya, tapi lebih dari itu, ia adalah landasan teoritis untuk membebaskan pasien dari gangguan kejiwaan karena ketergantungan terhadap obat-obat terlarang.
Dalam kacamata tasawuf, ia adalah nama sebuah peringkat rohani (maqam), yang harus dilalui seorang sufi dalam perjalanan ruhani menuju Allah swt.
"..Salah satu hasil dari muraqabatullah adalah al-inabah yang maknanya kembali dari maksiat menuju kepada ketaatan kepada Allah karena merasa malu 'melihat' Allah,” jelas Abah yang merujuk pada kitab Taharat Al-Qulub.
Dalam teori inabah, untuk menancapkan iman dalam qalbu, tak ada cara lain kecuali dengan dzikir laa ilaha ilallah, cara ini di kalangan TQN disebut talqin.
Demikian juga dalam mesikapi mereka yang dirawat di pesantren Inabah. Mereka harus diberikan ‘pedang’ untuk menghalau musuh-musuh di dalam hati mereka, pedang itu adalah dzikrullah.
Orang-orang yang dirawat di Inabah diperlakukan seperti orang yang terkena penyakit hati, yang terjebak dalam kesulitan, kebingungan dan kesedihan.
Mereka telah dilalaikan dan disesatkan setan sehingga tak mampu lagi berdzikir pada-Nya. Ibarat orang yang tak memiliki senjata lagi menghadapi musuh-musuhnya. Walhasil, obat untuk mereka adalah dzikir.
Shalat adalah salah satu bentuk dzikir. Menurut pandangan Abah Anom, para pasien itu belum dapat shalat karena masih dalam keadaan mabuk (sukara), karena itu langkah awalnya adalah menyadarkan mereka dari keadaan mabuk dengan mandi junub. Apalagi sifat pemabuk adalah ghadab (pemarah), yang merupakan perbuatan syaithan yang terbuat dari api. Obatnya tiada lain kecuali air.
Jadi, selain dzikir dan shalat, untuk menyembuhkan para pasien itu digunakan metode wudlu dan mandi junub. Perpaduan kedua metode itu sampai kini tetap digunakan Abah Anom untuk mengobati para pasiennya dari yang paling ringan sampai yang paling berat, dan cukup berhasil.
Buktinya, cabang Inabah tak hanya di Indonesia, di Singapura langsung berdiri sebuah cabang serta Malaysia dua buah cabang. Belum lagi tamu-tamu yang mengalir dari berbagai benua seperti Afrika, Eropa dan Amerika.
Sumber:
Seharusnya Abah Anom ini bisa juga dapat gelar HC Special. Diluar banyak sekali terapi penyembuhan ketergantungan tp harus dengan biaya bejibun. Dan beliau hanya dengan pendekatan agama namun terbukti sangat ampuh dan tidak kalah dengan terapi ilmiah yang ada..Semoga amal beliau di terima disisi Allah dan semoga dimudahkan segala urusan barzakh-nya...
ReplyDeleteNice post and happy bogging Sob!
saya tau wafatnya Abah Anom,dari koran kemaren pagi (selasa). umat Islam (khususnya di Jawa Barat) sangat kehilangan beliau. turut berduka cita.
ReplyDeletesalam
wah saya kurang tau dengan tokoh yang ini. he..he..he...
ReplyDelete@Iskaruji dot com,pepep,Liandri Eko
ReplyDeleteSecara pribadi saya juga kurang begitu dekat dengan Abah Anom,meski cabang Inabah Ciamis berada sekitar 5km dari tempat tinggalku.Benar sob,selayaknya pemerintah memberi perhatian khusus atas eksistensi Inabah ini,karena bukan hal mudah merawat atau menanggulangi para hobyis obat terlarang yg sudah mendarah daging.Dari jam 1 pagi dengan sabar dan telaten mereka(para pengasuh pesantren)sudah menerapkan metode-nya.
All my friends,makasih atas doanya,Semoga amal kebajikan beliau mendapat balasan yg layak disi Allah Swt.Amin.
wah hebat bener ya ni abah patut mendapat penghargaan atas jasanya. Harusnya pemerintah lebih peduli sama hal-hal seperti ini. kalo banyak pemuda indonesia yang menggunakan obat2 terlarang mau jadi apa bangsa ini. Pemerintah harusnya lebih cekatan menanggulangi masalah ini, agar penerus bangsa tidak lagi terjerumus ke hal2 negativ.
ReplyDelete@Liandri eko
ReplyDeleteUntuk sementara penghargaannya ada satu,untuk raja Saudi.HC untuk Abah Anom masih dibicarakan di DPR,hehehe.Makasih masukannya sob,happy blogging.
Innalillahi wa innalillahi rojiun.
ReplyDeleteSemoga diterima segala amal ibadahnya dan ditempatkan di tempat yang terbaik aamiin
INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN..
ReplyDeleteAyas hanya bs mendo'akan semoga Amal Ibadah Beliau diterima disisi Alloh SWT, diampuni segala Dosa2nya, senantiasa memperoleh Rahmad Alloh & Keluarga Beliau diberi Ketabahan & bs mengambil Hikmah dr Musibah ini..
Amin Ya Robbal Alamin
Serta Ayas Mohon Ma'af Lahir Batin atas segala Perilaku Ayas yg Tidak berkenan diBlog Sobat ini yach..
Agar PERSAHABATAN Kita Tetep Selalu Terjalin Erat Selamanya!!
^_^
Innalillahi wa InnaIllaihi ra ji'un.
ReplyDeleteSemoga amal ibadah selama ini diterima disisi-Nya,
@Web mdmk,Bagus Sugiarto
ReplyDeleteAmin,makasih sob.
@Bagi Bagio
Sama-sama kawan.
Tentunya Er'end dengan segala kelemahannya tak akan surut memohon maaf karena tak bisa memberikan yg terbaik untuk sahabat Er'end semua.
All:Makasih sob,happy blogging.
Saya turut berduka cita atas wafatnya almarhum Abah Anom. INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN..
ReplyDeleteSaya selaku warga Indonesia turut merasa kehilangan sosok tokoh dalam bidang medis kesehatan penyembuhan ketergantungan Obat Narkoba. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT di sisi-Nya. Amin
@HONDA CENTER
ReplyDeleteMakasih Gan untuk simpati juga doanya.Amin
Happy weekend and happy blogging.