Seandainya Aku Masih Bisa Memilih

Pertama kamu hadir di Bukan Sekedar Mimpi,sebelas Juni dua ribu sebelas adalah tanggal dimana aku kehilanganmu.Walau diam  dalam dunia yg penuh hiruk pikuk dan hingar bingar sekalipun tetap saja terasa hampa,karena hadirmu yang aku harapkan.Sungguh akupun tak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi,aku terhanyut,rindukanmu,dambakanmu.Inginnya,kau tetap ada digenggamanku,ada dipelukanku.

Dari jauh lubuk hatiku
Jiwaku resah mencari tahu
Apa yang sedang kurasakan kini
Terguncang aku mengingat engkau

Hati ini tetap isyaratkan rasa terhadapmu.Dunia terasa hanya pintu gerbang ke seribu gurun bisu yang dingin.Sama halnya dengan dirimu,aku juga kadang tak bisa membedakan mana nyata,logika,dan semu.Saat aku berkirim pesan ini untukmu,tangan ini agak bergetar..,saat menulis coretan ini,serasa ini pesan terakhir yg kukirim untukmu,sedih memang tapi itu kenyataan yang harus kita terima.

"Terima kasih Tuhanku Maha pemberi Cinta,Engkau telah memberikan kesempatan untuk menerima cinta itu dalam ketidak mampuan hatiku. Ya Allah, hamba tak mampu dan tak berdaya menerima cinta itu, hamba tak berani memastikan ataupun berkata-kata sampai kapan semua ini berakhir, tapi disetiap tarikan nafasku ini sepenuhnya cinta ini ingin kukembalikan kepada-Mu.Hamba tak mampu berharap,hamba tak mampu berucap hamba tak mampu berbuat,apalagi berjanji, karena hatiku telah terpenuhi cinta,cinta yang nyata".

Sepenggal coretan asli tanganmu yang masih kusimpan rapih dalam Di Batas Ketidakberdayaan Cinta.Kalaupun aku diam jangan artikan sudah kehilangan rasa cinta terhadapmu,karena seandainya aku masih bisa memilih,akan kupilih kamu sebagai kekasih sejatiku.Betapa semua harapan hanya untukmu...Akan kupahat namamu dalam pusara hatiku.