Tragedi Shukoi - Gunung Salak Kuburan Pesawat. Inilahjabar.com menyebutkan bahwa hilangnya pesawat komersial Sukhoi Superjet 100 menebar pula cerita mistis. Ada larangan gaib yang dilanggar pesawat bikinan Rusia ini. Diluar cerita mistis, Gunung Salak memang jadi kuburan bagi sejumlah pesawat. Sejumlah kecelakaan pesawat telah terjadi disekitar kawasan Gunung Salak beberapa tahun terakhir, salah satunya pesawat Sukhoi Superjet 100.
Pesawat made in Rusia ini lepas landas dari Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan tujuan Pelabuhan Ratu, rabu kemarin pada pukul 14.12 WIB untuk melakukan joy flight atau demontrasi terbang. Pilot pesawat sempat meminta ijin urun terbang dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki padahal, ketinggian pegunungan itu sekitar 7.000 kaki, setelah itu pesawat kehilangan kontak pada pukul 14.33 WIB. Pesawat Shukoi berhasil Ditemukan pada hari Kamis 10 Mei 2012.
Gunung salak mempunyai beberapa puncak, puncak satu mempunyai ketinggian 2211 meter atau 7253 kaki. Sedangkan ketinggian puncak kedua adalah 2180 meter atau 7152 kaki. Selain itu ada puncak yang bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1926 meter atau 6318 kaki. Selain pesawat Sukhoi Superjet 100 sejumlah kecelakaan pesawat juga terjadi disekitar kawasan Gunung Salak yang merenggut beberapa jiwa. Berikut ini datanya dari tempo.co :
Pada 10 Oktober 2002
Pesawat Trike bermesin PKS 098 jatuh di Lido, Bogor. Korban: 1 tewas.
Pada 29 Oktober 2003
Helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Korban: 7 tewas.
Pada 15 April 2004
Pesawat paralayang Red Baron GT 500 milik Lido Aero Sport jatuh di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Korban: 2 tewas.
Pada 20 Juni 2004
Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, di Cijeruk, Bogor. Korban: 5 tewas.
Pada Juni 2008
Pesawat Casa 212 TNI AU jatuh di Gunung Salak di ketinggian 4.200 kaki dari permukaan laut. Korban: 18 tewas.
Pada 30 April 2009
Pesawat latih Donner milik Pusat Pelatihan Penerbangan Curug jatuh di Kampung Cibunar, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.
Korban: 3 tewas.
Pengamat penerbangan sekaligus pilot pesawat nonkomersial, Alvin Lie, mengatakan di daerah Gunung Salak sering ada kabut. Cuaca buruk ini bisa menyebabkan turbulensi sehingga pesawat tidak stabil. Menurut dia, gunung di perbatasan Bogor-Sukabumi ini rawan untuk pesawat ukuran kecil.
Jika memang demikian, apakah tidak bisa dibuat regulasi untuk mendiakan jalur penerbangan yang melewati gunung salak. Meskipun nanti jalurnya memutar, yang penting kan keselamatannya.
ReplyDeleteAvtur-nya mahal mas
ReplyDelete@Mas Acis
ReplyDeleteMas Acis kayanya sudah terjawab tuh ma sahabat kita CintaDanmai,biaya avturnya akan tambah membengkak bila jalurnya dialihkan.Makasih Mas blogrollnya,happy blogging.
@CintaDamai
thanks sop,happy blogging.
@Makcum Abdu
ReplyDeleteBarengan masuk komentarnya sop.
Yup,harusnya jadi pelajaran berharga untuk pilot domestik yang akan melewati jalur ini.Thanks ya,sop,happy blogging.
semoga korabn pesawat sukhoi bisa dievakuasi dengan cepat sobat...
ReplyDeleteJika manajemen per-ekonomian di Indonesia tidak diperbaiki, sampai kapanpun aspek2 lainnya tidak akan membaik, btw q tunggu kunjungan baliknya ya.. hehehe...:D
ReplyDeletesemoga ini trgedi shukoi yang terakhir ya, amien...
ReplyDeleteSeharusnya dicarikan jalur lain, sedikit belok di luar gunung salak kan tidak jauh bagi sebuah pesawat .... seharusnya belajar dari kejadian tersebut
ReplyDeletekenapa pilot malah memilih ketinggian dibawah ketinggian gunung salak, seharusnya tidak seperti itu, tapi jika ingin melakukan seperti itu lebih baik di ketinggian yang lebih
ReplyDelete@rifki faisal
ReplyDeleteKita tunggu KNKT sop yach,siapa tau ada bocoran info,hehe.
Thanks kawan,happy blogging.