Pada
awalnya aku tak pernah punya pikiran lain padanya selain kuanggap adik, meski
antara aku dan dia tak ada pertalian saudara. Kita memang tetanggaan dan
semenjak kecil hidup bersama tak terpisahkan bagai kakak dan adik. Berangkat
sekolah bersama dan mengajipun bersama. Namun setelah kita melanjutkan ke
sekolah tingkat atas, persahabatan ini menjadi renggang karena aku melanjutkan
ke SMK di Tasikmalaya, sementara dia melanjutkan ke SPK di Bandung, dan kitapun
tak pernah berjumpa selama hampir 1 tahun meski rumah kita hanya terhalang satu
rumah...., aneh memang !
Hari
Sabtu itu adalah hari kepulanganku ke kampung halaman dari kost di Tasikmalaya,
karena sengaja ingin menghadiri hataman(pengajian/syukuran sebelum acara
pernikahan berlangsung) pernikahan kakaknya dia. Cerita cinta ini berawal
disini, rasa yng dulu sebagai “adik” kini menjelma menjadi rasa cinta yang
sebenarnya. Berkacamata dengan rambut sebahu, Deras menjelma menjadi gadis yang
sempurna...., mirip Kajol (sedikit!). Cintapun bersambut, dan dia menitipkan cincin
sebagai tanda ikatan hati yang menyatu.
Niat
sejati.., inilah yang terlahir dari ikatan hati yang tulus dan sempurna. Aku
sungguh setia dengan hatiku, tak berpaling apalagi pindah ke lain hati. Harapan
hidup dengannya benar-benar jadi tujuan terakhir hidupku, hingga cita-citaku menggapai
ITB ada digenggaman...,wisuda – kerja – nikah dengannya, mengutip lagunya Padi,
benar-benar mimpi yang indah, meski pada kenyataanya mimpiku tak pernah sempurna.
Aku
tak sempat menghitungnya, berapa usia cinta kita, hingga datang satu saat.., tragedi
pahit dihidupku. Hari itu.., hari Sabtu juga seperti harinya awal cinta kita.
Lonceng sekolah berbunyi, tanda istirahat sudah tiba waktunya. Kebiasaanku di hari
Sabtu adalah mengecek ke dinding kantor TU siapa tahu ada suratmu untukku.
Benar saja.., surat cinta itu selalu hadir tiap minggu. Isinya sudah bisa
kutebak, kata cinta yang manis dengan bumbu asa-asa kita yang indah. Dengan
hati berbunga-bunga, kuambil, kukecup
lalu kubuka.....!
Diluar
kebiasaan.., isi suratmu tak ada kata cinta yang manis lagi. Yang aku ingat
hanya sebagian kata yang menjadi tanda tanya besar dihatiku ;”Ka, Dede Sabtu
ini mau pulang dari Bandung, kuharap Kakak juga bisa pulang, karena ada yang
perlu kita bicarakan disana, dan jangan lupa bawa cincin yang pernah Dede
titipkan tempo itu karena Mimih menanyakannya”.
Lesunya
diriku selesu menunggumu ketika kata Mimihmu hanya main sebentar, namun
kenyataannya sehari-semalaman kamu bermasyuk ria di Pantai Pangandaran dengan
kekasihmu yang baru. Cincinmu pun tak bisa langsung aku berikan terhadapmu, aku
yakin meski aku titipkan di Mimihmu cincin ini pasti bisa sampai ketanganmu.
Tak
ada lagi ITB, tak ada lagi asaku akanmu. Gelap terasa seisi dunia ketika aku
temukan kepahitan dari dirimu, aku membencimu hingga aku nekad langkahkan kaki
menjauh dari tempat kelahiranku tanpa tujuan, yang penting aku tak bisa melihat
lagi dirimu. Sungguh aku menyesal telah setia mencintaimu, kalau pada akhirnya
aku Patah Hati
!
weh weh weh, rupanya dede seperti orang partai ya. yang gampang pindah kelain hati, untung ketemu sobat yang baik hati, kalau ketemu aku, cincin langsung aku jual dech hehehe,
ReplyDeleteayo terus berkaya. pasti ada manfaatnya
Benar tak keingetan waktu itu,coba klo sekarang,mana mahal lagi,hehe!
DeleteThanks Gan.
Selamat beraktifitas salam sukses.
jadi ingat lagu patah hatinya rahmat kartolo..
ReplyDeletepatah hatiku jadinya,
bila kuterkenang, akan masa yang silam,
air mata berlinang ah ah ah ah...
semangat semangat semangat...keep happy blogging always because dunia tidak selebar daun kelor sobat :-)
Hanya mengingat saja Gan,ternyata masih ada dalam ingatan.
DeleteBukankah lain dulu lain sekarang?!
Yup,dilihat dari Papua saja,ternyata dunia cukup lebar,hehe!
Tentu semangat Gan,makasih kunjungannya,maaf bila ane terlamabat membalas kunjungan.
Salam erat selalu.
abaaaang... lama tak posting sepertinya >,< buka beranda kok sudah ada yang patah hati,, aku inget si abang ini dulu katanya suka sama bollywood ya, istrinya juga.. hohoho...
ReplyDeletegalau tingkat dewa pernah melanda rupanya...hehehe
ReplyDeletekisah masa lalu yang mengharubiru dan berakhir dengan tragis y kang, dan ternyata itu adalah jalan yang terbaik yang pernah Allah berikan pada perjalanan kehidupannya...
salam sehat dan semangat selalu
kisah nyata yang mengharukan kang,persis ceritaku nyata juga.
ReplyDelete